Selamat Datang di Website Resmi Desa Tangkas , Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung. Media komunikasi dan transparansi Pemerintah Desa Tangkas untuk seluruh masyarakat.

Artikel

SEJARAH DESA TANGKAS

07 Agustus 2018 13:38:09  Pemerintah Desa Tangkas  355 Kali Dibaca 

Berikut ini sejarah Desa Tangkas

Pada jaman dahulu tersebutlah seorang Pangeran yang bernama Pangeran Tangkas , di ceritakan beliau adalah seorang Pangeran yang gagah berani serta sakti mandraguna. Beliau datang berlayar dari Pulau Jawa menuju Pulau Bali dan berlabuh dipesisir selatan Pulau Bali sebuah Desa yang bernama Desa Jimbaran

Pada waktu itu Pulau Bali di perintah dan di kuasai oleh seorang Raja yang tidak tunduk pada Pemerintahan Majapahit , Kerajaan Majapahit pada waktu itu dipimpin oleh seorang Raja yang bernama Hayam Wuruk. Di karenakan pada sat itu Raja yang berkuasa di Bali tidak mau tunduk, maka Raja Majapahit  ( Hayam Wuruk ) Angkat perang untuk memerangi Raja Bali tersebut.

Ketika Majapahit akan menyerang Bali,  maka Laskar Bali ( Angkatan perang kerajaan bali ) sudah mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan bala tentara Majapahit  yang telah berkumpul di sebelah timur daerah Gelgel. Beberapa Arya (Senopati/Panglima Perang) angkatan perang Majapahit mengepung Laskar Bali, penyerangan dari arah selatan di pimpin oleh Pangeran Tangkas dan, dari barat di pimpin oleh Arya Damar.

Dari sekian banyak pasukan yang menyerang Laskar Bali dalam pertempuran tersebut, Laskar atau Pasukan Perang yang di pimpin oleh Pangeran Tangkas yang tiba terlebih dahulu dalam peperangan dan berhasil menundukkan Laskar Bali. Kemudian atas jasa beliau , maka Raja menganugrahkan kepada Pangeran Tangkas sebuah daerah disebelah timur Gelgel yang disebut Desa Tangkas, kemudian beliau pergi ke daerah tersebut dengan mengendarai seekor kambing.

Setelah sampai di tempat yang dituju kambing tersebut di kutuk / pastu menjadi batu yang diberi nama Batu TANGKASA ( takapan ), lama kelamaan setelah beliau menetap tinggal dan bertahta  di  Tangkas, beliau mengambil istri dan hasil dari perkawinan tersebut melahirkan seorang putra bernama I Gusti Ngurah Kluwung sakti.

Di ceritakan kembali suasana di kerajaan Gelgel, bahwa beliau banyak memelihara ayam aduan ( Kurungan ) yang di pelihara oleh petugas khusus di Kerajaan.  Dari sekian banyak ayam aduan tersebut, diantaranya ada yang terbaik yang menjadi kesayangan sang Raja. Nah, pada suatu hari ayam kesayangan tersebut hilang, kehilangan ayam tersebut,  beliau menjadi marah besar, karena unsur kecurigaan sang Raja kepada gembala ayamnya/tukang kurung ayam (bernama Gede Ngurah Halak) dan ingin membunuhnya akan tetapi Raja tidak berkeinginan membunuh Gembala Ayam tersebut secara langsung, maka Sang Raja menulis surat untuk diserahkan kepada Pangeran Tangkas di Karang Kepatihan (Desa Tangkas), adapun isi surat tersebut adalah “Barang siapa yang membawa surat ini harap di bunuh”.

Setelah sampainya Gembala Ayam tersebut di sebelah barat Tangkas dan bertemu dengan I Gusti Ngurah Kacang Pawos (abdi Raja), kemudian surat tersebut dibaca karena  diketahui apa maksud dari surat tersebut, maka Gusti Ngurah Kacang Pawos menyuruh agar utusan tersebut (Gembala Ayam) memberikan langsung kepada Pangeran Tangkas, dikarenakan Pangeran Tangkas sedang beristirahat lalu dititipkanlah surat tersebut kepada I Gusti Ngurah Kluwung Sakti (anak dari Pangeran Tangkas).

Ketika Pangeran Tangkas bangun dari tidurnya, tanpa banyak bicara I Gusti Ngurah Kluwung Sakti (Anak Pangeran Tangkas) menyerahkan surat tersebut langsung kepada Pangeran Tangkas . Setelah dibaca dan di mengerti dari isi surat tersebut, maka karena saking setia dan baktinya kepada Dalem Gelgel ( Sang Raja ) , akhirnya Pangeran Tangkas membunuh Putranya sendiri bersama dengan kuda kesayangannya yang sakti. Karena saking sayang dan cintanya Pangeran Tangkas kepada anaknya, maka di tempat kejadian tersebut, beliau mendirikan sebuah Tempat Suci/Pura yang sampai sekarang di beri nama Pura Dalem Pelinggihan atau di kenal Pura Dalem Alit, yang berada di Desa Tangkas ( Sebagai tempat suci / Sungsungan ).

Di ceritakan suasana di Kerajaan Gelgel bahwa setelah Raja (Dalem Gelgel)  mengetahui kejadian tersebut, maka di panggillah Pangeran Tangkas untuk hadir menghadap Sang Raja tapi Pangeran Tangkas tidak datang, kedua kalinya dipanggil Raja tetap Pangeran Tangkas tidak datang dan setelah Sang Raja memanggil Pangeran Tangkas yang ketiga kalinya barulah Pangeran Tangkas datang menghadap Sang Raja (Dalem Gelgel).

Kemudian Raja menjelaskan maksud dari surat tersebut, mendengar hal tersebut Pangeran Tangkas pun mengerti. Sang Raja pun sedih dengan kejadian tersebut, belasungkawa Sang Raja yang sangat dalam atas peristiwa tersebut, untuk menghilangkan kesediahan Pangeran Tangkas maka Dalem Gelgel/Raja menganugrahkan kepada Pangeran Tangkas seorang Permaisurinya yang sudah hamil muda. Setelah diterima oleh Pangeran Tangkas, maka bersabdalah Sang Raja bahwa “Bila kelak anak itu lahir, harap diberi nama Tegeh Kori Agung”.

Dan ternyata lahir seorang perempuan dari Permaisuri yang dianugrahkan oleh Raja kepada Pangeran Tangkas. Setelah dewasa Putri tersebut di kawinkan dengan saudaranya yang ada di Gelgel bernama Pasek Gelgel. Sehingga dengan jalinan perkawinan  tersebut sebagai penghormatan terhadap beliau Putri Pangeran Tangkas, maka dibuatkanlah Tempat Suci/Pelinggih di Gelgel dengan nama Pura Ibu Tangkas.

Semenjak jaman Raja-raja di Bali, kemudian jaman penjajahan belanda setelah Perang Puputan Klungkung, dan kemudian jaman Kemerdekaan, Desa Tangkas merupakan daerah yang makmur karena kesuburan tanahnya dan geografi  yang di apit oleh Kali Unda.

Malang tak dapat di tolak untung tak dapat di raih, pada Tahun 1963 Gunung Agung yang merupak Gunung terbesar dan tertinggi di Bali meletus memuntahkan laharnya serta melanda seluruh Desa Tangkas serta Desa – Desa sekitar, dimana mengakibkan hancur dan leburnya serta ratanya seluruh bangunan, Pura serta sawah – sawah masyarakat Desa.

Setelah kejadian tersebut, kehidupan masyarakat Desa Tangkas berubah yang dulunya bertani karena banyak sawah – sawah beralih menjadi pencari pasir dan batu.

Desa Tangkas terdiri dari 4 (empat) Dusun diantaranya :

      1.Dusun Tusan

      2.Dusun Peken

      3.Dusun Meranggen

      4.Dusun Ambengan

Sejarah  adalah merupakan  serentetan peristiwa pada jaman lampau, jaman sekarang dan masa yang  akan datang, yang benar-benar terjadi  dan dapat dibuktikan  kebenarannya  baik berupa benda-benda, prasasti, babad dan bukti lainnya yang mendukung terjadinya sejarah tersebut. demikian juga dengan keberadaan Desa Tangkas itu sendiri.

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image  
 

 Pengaduan Online

 Statistik

 Sinergi Program

Prodeskel Pajak Online

 Pemerintah Desa

 Media Sosial

 Arsip Artikel

15 April 2025 | 18 Kali
KEGIATAN SENAM LANSIA Bulan April
15 April 2025 | 13 Kali
KEGIATAN KADER JUMANTIK Bulan April
17 Maret 2025 | 13 Kali
KEGIATAN SENAM IBU HAMIL Bulan Maret
12 Maret 2025 | 16 Kali
KEGIATAN POSYANDU Bulan Maret
07 Maret 2025 | 22 Kali
KEGIATAN PENYERAHAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT)
26 Februari 2025 | 20 Kali
KEGIATAN SENAM IBU HAMIL
21 Februari 2025 | 18 Kali
KEGIATAN BULAN BAHASA BALI
24 April 2019 | 2.202 Kali
SEJARAH SINGKAT DESA TANGKAS
22 Juni 2018 | 568 Kali
Kewenangan Desa dan Regulasi Desa
23 Juni 2018 | 525 Kali
Desa Membangun Indonesia
30 Desember 2024 | 412 Kali
Profil Wilayah Desa Tangkas
06 Agustus 2018 | 362 Kali
Pemerintah Desa
07 Agustus 2018 | 355 Kali
SEJARAH DESA TANGKAS
28 Juni 2018 | 334 Kali
Pemdes se-Kabupaten Klungkung Kembangkan Website Desa Berbasis OpenSID
23 Juni 2018 | 261 Kali
Perencanaan Pembangunan Desa
30 Desember 2024 | 412 Kali
Profil Wilayah Desa Tangkas
27 Januari 2025 | 18 Kali
KEGIATAN SENAM IBU HAMIL Bulan Januari
23 Juni 2018 | 242 Kali
Kepemimpinan Desa
15 April 2025 | 18 Kali
KEGIATAN SENAM LANSIA Bulan April
07 Agustus 2018 | 355 Kali
SEJARAH DESA TANGKAS
06 Agustus 2018 | 362 Kali
Pemerintah Desa

 Agenda

Belum ada agenda

 Statistik Pengunjung

  • Hari ini:36
    Kemarin:54
    Total Pengunjung:146.042
    Sistem Operasi:Unknown Platform
    IP Address:216.73.216.157
    Browser:Mozilla 5.0

 Peta Wilayah Desa